top of page
Search
  • riesarohmat

Jejak-jejak DNA Manusia di Lingkungan

Oleh: Ariananda Hariadi


Kemanapun kita pergi, kita dapat meninggalkan jejak dimana-mana, dan salah satunya adalah dalam bentuk jejak DNA. Di laut, di air, di darat, maupun di udara, telah ditemukan jejak-jejak DNA manusia, yang telah dibuktikan menggunakan sampel DNA lingkungan (environmental DNA; eDNA).


source: https:// www.ted.com/playlists/357/how_does_dna_work

Seorang profesor pada bidang Wildlife Disease Genomics di University of Florida (UF), David Duffy, menemukan bahwa sepanjang pengalamannya meneliti eDNA di alam liar, beliau seringkali tidak sengaja menemukan jejak-jejak DNA manusia pada sampelnya. Sebagian jejak DNA manusia tersebut bahkan dapat dikonfirmasi sebagai DNA yang terlepas dari anggota penelitian yang ikut mengambil sampel di lapangan.


Pada sebuah penelitian yang telah dipublikasi di jurnal Nature Ecology and Evolution, kelompok penelitian Prof. David Duffy mengungkapkan bahwa sampel DNA manusia dapat dengan mudah diekstraksi dari sampel-sampel lingkungan yang mereka dapatkan. Bahkan pada kasus-kasus tertentu, beliau mengutarakan bahwa DNA manusia yang tidak sengaja didapatkan di lingkungan tersebut bisa saja memiliki kualitas yang sama baiknya apabila dibandingkan dengan DNA yang memang diambil langsung dari manusia.


Perkembangan teknologi ini tentunya dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk berbagai macam bidang mulai dari kesehatan, arkeologi, hingga forensik. Teknologi ini bahkan memungkinkan untuk membaca rekam jejak DNA orang-orang yang pernah datang ke suatu ruangan, atau bahkan dapat membaca mutasi DNA yang ada pada orang tersebut. Namun, teknologi ini juga membawa permasalahan bioetika yang perlu untuk ditelaah dan dikaji, karena jejak-jejak DNA manusia yang didapatkan tanpa maksud tersebut didapatkan tanpa diketahui oleh orang-orang yang memilikinya.


“Setiap kali kita mencapai suatu perkembangan teknologi, bersamanya terdapat hal-hal menguntungkan yang dapat kita pergunakan dan ada pula hal-hal yang mengkhawatirkan. Penemuan ini pun tidak terkecuali. Permasalahan ini merupakan sesuatu yang kami coba gaungkan agar pembuat kebijakan bersama masyarakat luas dapat membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai.” Ujar Prof David Duffy.


Seseorang yang tidak sengaja tercuplik DNA-nya melalui eDNA mungkin saja memberikan informasi genetik yang signifikan, dimana orang tersebut tidak memberikan izin agar sampel DNA-nya ditelaah. Kebocoran-kebocoran informasi seperti itu merupakan ranah dimana bioetika teknologi ini harus dikaji lebih lanjut untuk menghasilkan kebijakan yang aman untuk diaplikasikan di masyarakat.


Seorang kandidat doktor dari Department of Ecology and Evolutionary Biology, University of California Los Angeles dan seorang peneliti dari Pusat Penelitian Ekologi dan Etnobiologi - BRIN, Onny Nurrahman Marwayana, mengkonfirmasi bahwa DNA manusia juga seringkali ditemukan dari sampel lingkungan yang dia koleksi, “..., di setiap sampel eDNA dari sampel air laut yang saya koleksi sering terdeteksi human DNA.” Namun, walaupun masih banyak tantangan dalam teknologi analisis DNA manusia dari sampel lingkungan termasuk terkait bioetika, beliau berpendapat bahwa tantangan tersebut jangan menjadi hambatan bagi kita untuk terus mengembangkan usaha dan riset kita dalam mengeksplorasi manfaat dari teknologi tersebut. “Menurut saya, kita nggak perlu khawatir kalau suatu saat nanti identitas manusia bisa diketahui melalui eDNA fingerprinting. Itu mungkin akan menjadi suatu keniscayaan sebagai hasil dari perkembangan teknologi.” ujarnya.

35 views0 comments
bottom of page